Sabtu, 10 Juli 2010

Aqidah, Tauhid dan Thoghut

AQIDAH

Asal kata dari Aqada, Ya’qidu, Aqadan yang artinya ikatan
Maksudnya mengikat sesuatu yang terpisah ( berserakan ).

Menurut istilah : Segala sesuatu yang dengan hatimu membenarkannya dan tenang jiwamu karenanya dan menjadi keyakinan bagimu hingga tidak tercampuri atau di kotori oleh keraguan.

Aqidah didalam Islam adalah suatu yang sangat fundamental sekali, karena Aqidah merupakan barometer (tolak ukur) yang dapat mengatur dan mengarahkan setiap gerak dan langkah manusia, sehingga yang timbul dalam jiwa manusia baik dari perkataanya, perbuatannya/gerak langkahnya hingga getaran-getaran yang berdetak didalam hatinya kesemuanya tergantung pada kemantapan dan ketegaran Aqidah yang tertananam didalam hatinya.
Aqidah seorang muslim bertumpuh pada kalimat Syahadatain dan ini harus betul-betul mempunyai nilai dan bobot didalam amal, bukan hanya keyakinan, ikrar/ucapan belaka, tetapi ikrar yang harus dilandasi oleh keyakinan yang kuat sehingga dapat diwujudkan didalam kehidupannya, dan didalam kalimat Syahadatain ini didahului dengan kalimat AnNafyu ( peniadaan ) yaitu kalimat Laa ilaha yang artinya tidak ada sesembahan yang patut diibadahi/disembah selain Allah SWT, kemudian diiringi dengan kalimat Al-Itsbat ( penetapan ) yaitu kalimat Illa Allah yang artinya selain Allah SWT kalimat ini juga semisal dengan firman Allah Qs. 2 ayat 256 yang berbunyi :

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui."

Diawal ayat ini Allah berfirman tidak ada paksaan didalam memasuki agama islam yang merupakan suatu kebebasan yang diberikan kepada hambaNya untuk memilih sehingga didalam firman Allah selanjutnya Allah menegaskan bahwasannya sungguh telah jelas mana yang benar dan mana yang salah, sehingga kembali lagi kepada hambaNya ia mau memilih Dien Islam /Sistem Islam/Aturan Islam atau memilih Dien selain Islam (Thogut).lalu didalam bunyi ayat selanjutnya Allah berfirman maka barang siapa yang mengingkari thogut dan beriman kepada Allah maka sungguh telah berpegang teguh kepada tali Allah yang kuat yang tidak akan putus, kalimat inilah yang semisal dengan kalimat Syahadatain yaitu yang didahului dengan kalimat AnNafyu (penidaan) yaitu barang siapa yang mengingkari thogut kemudian diiringi dengan kalimat Al Itsbat yaitu wayu’mim billah (dan beriman kepada Allah) ini merupakan sebuah peringatan supaya Rukun/Syarat yang terdapat pada kalimat urwatil wutsqo (tali Allah yang kuat) ini diperhatikan betul-betul, yang dimana rukunnya adalah mengingkari segala bentuk thogut. Dan apa itu thogut sehingga kita diperintahkan untuk mengingkarinya :
Thogut berasal dari kata Thogo,Yathgu, Thugyanan yang artinya melampaui batas

Macam-macam Thogut yang harus dijauhi dan diingkari oleh kaum muslimin :
Definisi Thogut menurut al-Qur’an Terbitan DEPAG :

1. Yang selalu memusuhi Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin
2. Abu barzah al-aslami tukang tenung(sihir) dizaman Nabi
3. Orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu
4. Berhala-berhala (sesuatu yang disembah, dita’ati selain Allah).
5. syaithon

Definisi Thogut menurut Para ulama :

1. Menurut Imam Malik
Thogut adalah Segala sesuatu yang disembah atau diibadahi selain Allah SWT.

2. Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taymiyyah
Thogut adalah Kitab undang-undang (aturan hidup) buatan manusia yang menyimpang dari al-Qur’an dan As-sunnah yang disengaja ataupun tidak disengaja.

3. Menurut Imam Ibnu katsir didalam kitabnya jilid I hal 508
Thogut adalah Barang siapa yang telah menyimpang dari al-qur’an dan As-sunnah dan tidak berhukum kepada al-Qur’an dan As-sunnah.

4. Menurut Syaikh Muhammad bin Abdul wahhab
Thogut adalah Syaithon, Orang yang mengaku mengetahui hal-hal yang ghoib, Penguasa Dzolim yang mengubah hukum-hukum Allah, Orang yang tidak mau berhukum dengan hukum Allah.

Itulah macam-macam Thogut menurut para Ulama, lalu bagaima sikap dan apakah konsekuensi yang harus Diambil bagi seorang Muslim yang telah mengetahui macam-macam bentuk Thogut, Diingkari dan dijauhi atau dipercayai dan didekati ….? Ini adalah sebuah pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap pribadi seseorang yang mengaku muslim. Sedangkan Didalam firman Allah Qs 16 : 36, 39 : 17, 4 : 60 Allah memerintahkan kepada orang yang beriman untuk menjauhi dan mengingkarinya lalu bagaimana dengan saat ini coba kita perhatikan system yang berlaku dinegara ini yaitu system demokrasi, dari segi pengertiannya dapat merusak Aqidah kaum Muslimin yang dimana didalam demokrasi yang memegang kekuasaan dan yang membuat aturan adalah rakyat melalui wakilnya di parlemen sedangkan didalam Aqidah Islam yang memegang kekuasaan dan yang membuat aturan adalah hak mutlaknya Allah SWT, maka system demokrasi ini memiliki tujuan untuk merusak Aqidah umat Islam supaya umat Islam disibukkan didalamnya dan melupakan hukum-hukum Allah, sehingga yang tegak bukan lah hukum Allah melainkan hukum Thogut.
Maka dari itu mengapa sebagian umat Islam ini tidak menyadari bahwasannya syari’at Islam ini tidak akan bisa tegak secara kaffah dimuka bumi jika memperjuangkannya tidak dengan cara Islam, karena Islam adalah ajaran yang murni, hanif (lurus) tidak boleh dicampur adukkan dengan ajaran yang bathil sebagaimana didalam firman Allah Qs. 2 ayat 42 yang artinya : “ janganlah mencampur adukkan antara yang hak dan yang bathil,
Ayat ini memiliki makna bahwasannya haram hukumnya bagi orang – orang beriman untuk mencampur adukkan antara yang hak dan bathil, antara hukum yang bathil dengan hukum Islam.

Jadi tanpa disadari oleh sebagian kaum muslimin bahwa dengan cara memperjuangkan Islam melalui demokrasi sangat beresiko karena dengan terjun kedalam demokrasi itu sama saja terjun kedalam dunia kesyirikan dan kekufuran. Kalau kita pikir dengan akal sehat bahwa

perubahan belum tentu sedangkan kekufuran nya sudah pasti… !

begitu pula didalam firman Allah Qs. 6 ayat 82 yang artinya :
“ orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan antara keimanan dengan kesyirikan mereka itulah orang yang mendapat rasa aman dan mendapat petunjuk ”.

Dan didalam ayat ini Allah menerangkan bahwasannya orang yang beriman itu tidak akan mau mencampur adukkan keimanannya dengan kesyirikan karena Allah menjanjikan kepada Orang yang beriman itu rasa aman maksudnya aman dari siksaan Allah swt yang amat pedih dan juga dikatakan orang yang telah mendapat petunjuk dari Allah swt.
Perintah menjauhi dan mengingkari Thogut ini adalah kewajiban yang pertama kali Allah perintahkan sebelum di perintahkannya perintah Sholat, Zakat, Puasa, Haji dan perintah-perintah lainnya, jadi maksudnya bahwasannya jika perintah yang pertama tidak dikerjakan maka tidaklah ada artinya mengerjakan perintah-perintah yang lainnya sebagaimana didalam firman Allah Qs.39 ayat 65, 6 ayat 88.

Waallhu a’lam bishowab

Artikel ini diambil dari isi tausiah pada Dauroh Da'i 2 malam yang lalu, semoga bermanfaat bagi orang-orang beriman yang benar-benar memelihara tauhid dan aqidahnya.., aamiin.

1 komentar:

ANNAS mengatakan...

Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu