Selasa, 20 Juli 2010

Dimana Kegagahan itu kini …..!

Diriwayatkan oleh Ibn Hisyam tentang peristiwa ini bahwa seorang wanita Arab pergi ke bani Qainuqa dengan membawa sebuah barang yang hendak dijual dipasar, kemudian Ia duduk disebelah tukang sapu, lalu situkang sapu ini menginginkan darinya agar dia mau memperlihatkan wajahnya dan Ia menolak seketika, lalu secara diam-diam si tukang sapu langsung mengikatkan ujung pakaian wanita muslimah tadi dengan punggungnya sehingga ketika wanita muslimah berdiri terbukalah Auratnya dan merekapun tertawa girang setelah mempermalukannya lalu menjeritlah wanita muslimah tersebut, mengetahui hal ini dengan cepat seorang pemuda muslim mendekat dan membunuh tukang sapu itu (rupanya dia seorang yahudi ) lalu teman-teman si yahudi membalas mengeroyok dan membunuh si pemuda muslim tersebut, ketika kaum Muslimin mendengar pemuda muslim tersebut dibunuh maka bangkitlah semangat kaum Muslimin dan sehingga terjadilah ketegangan yang menyulutkan peperangan dengan bani Qainuqa.(sirah nabawiyah ibnu hisyam 2/47 ).

Rasullullah saw menyiapkan pasukan untuk memberi pelajaran kepada mereka (orang-orang yahudi ) dan berakhir dengan pengusiran bani Qainuqa dari Madinah.

Sebuah teriakan seorang wanita dapat membuka sekian telinga , sekian jantung yang masih berdetak yang didalamnya mengalir darah menyatu dengan ghirah dan wibawanya, jeritan yang membangkitkan para lelaki sejati, dan tertanamlah dalam jiwa kaum Muslimin pembelaan terhadap kehormatan.

Sejak detik itu wanita terpelihara kehormatannya didengar jeritannya, setiap mereka merasa bahwa wanita adalah kehormatan, walaupun tidak ada hubungan dengannya kecuali jalinan Aqidah Islam.

Mu’tashim (salah seorang Khalifah Abbasiyah) ketika mendengar seorang wanita dianiaya dan dihina kehormatannya oleh tentara salib menjeritlah ia (seorang wanita) “wa mu’tashim , wa mu’tashim, wa mu’tashim (Tolonglah wahai mu’tashim) sehingga sampai terngiang ditelingah khalifah mu’tashim yang dimana jarak Khalifah mu’tashim dengan wanita itu antara palestina dan mesir sehingga gelas yang ada digenggaman Khalifah mua’tashim diletakkan kembali dan memerintahkan kepada pasukannya untuk membebaskan dan mengembalikan eksistensi dan kehormatan wanita tersebut.

Namun bagaimana dengan saat ini ! banyak jeritan yang menggema dimana-mana bukan hanya saja seorang wanita bahkan Anak-anak, orang tua yang menjerit membutuhkan pertolongan, tetapi jeritan itu semua tiada artinya karena umat ini tidak mampu berbuat apa-apa kecuali berdo’a, berteriak meneriakan pembelaan melalui demo dinegaranya masing-masing, sehingga pembelaan seperti itu tidaklah membuat orang-orang kafir gentar atau takut atau bahkan menghentikan perbuatan biadabnya yang dilakukan kepada kaum Muslimin dimanapun berada, maka oleh karena itu sadarilah wahai saudaraku seiman kita tidak akan mampu membela saudara-saudara kita yang tertindas dan menghentikan perbuatan biadab orang-orang kafir, jika kita (kaum Muslimin) tidak bersatu sebagaimana orang-orang kafir sendiri bersatu padu, bahu membahu didalam menghancurkan kaum muslimin. Janganlah bermimpi kita akan mampu membebaskan saudara-saudara kita dari tindasan orang-orang kafir kalau kita (kaum Muslimin) tidak bersatu padu, bahu membahu didalam system Khilafah yang telah diisyaratkan oleh Rasullullah saw . mustahiil jiddan Wa allahu a’lam bish showwab !

0 komentar: