Sabtu, 15 Mei 2010

Pilihan Manusia Memang Relatif

Tekadang pilihan kemarin tidak sama dengan pilihan hari ini. Dan apa yang kita yakini hari ini dan kita jadikan pilihan belum tentu akan menjadi keyakinan kita besok. Dan begitulah seterus dan seterusnya.


Memang itulah manusia yang hanya diberikan kemampuan yang serba terbatas. Apapun yang dilakukan hanya berdasarkan hati nurani dan fikiran saja. Jika demikian adanya, banyak kekeliruan dan kelemahan yang timbul sehingga wajar ada ungkapan yang mengatakan: "Tidak ada Manusia yang sempurna". Hal ini tentu terbukti bahwa setiap yang diyakini manusia jika hanya berdasarkan rekomendasi sesama manusia tentu banyak sekali kekurangannya.

Maka Allah memberikan petunjuk kepada manusia dengan diutusNYa para Nabi dan Rasul yang membawa wahyu Allah agar manusia tidak salah jalan. Sebagian menerima karena keyakinan yang disandarkan kepada Sang Rabb dan penuh pasrah diri tetapi sebagian besar lainnya menolak karena pemikirannya hanya berlandaskan dugaan mereka semata-mata.

Inilah yang diungkapkan oleh Allah kelak di akhirat keadaan orang yang ragu-ragu pada wahyu Allah karena berdasarkan dugaan-dugaan saja:

"Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu (Al Hadiid [57]: 14)

Namun alangkah indahnya dengan orang-orang yang beriman menyendarkan kepercayaan mereka sepenuhnya kepada Rabb:

''Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.'' (QS Al-Hujurat [49]: 15).

0 komentar: