Senin, 10 Mei 2010

Musyawarah UQ beserta Staf

Hari sabtu kemarin 24 Jumadil Awal 1431 H/8 Mei 2010 M Amir Wilayah Sumbawa Barat mengadakan Musyawarah Ummul Quro (UQ) beserta staff dan para Mas'ul Ummah beserta staff pula. Memang sudah merupakan rutinitas warga Khilafatul Muslimin sebagai acuan kedepan membentuk sistem Islam dibawah satu kekhalifahan yaitu Amirul Mu'minin demi melaksanakan perintah Allah dan RasulNya.

Adapun saya hari itu disibukkan dengan pekerjaan menyetting warnet tempat saya bekerja. Saat itu saya sedang bekerja bersama pak Rifki mengatur billing dan aplikasi toko Smart. Memasuki jam 13. 50an hati saya pun mulai gelisah. Soalnya saya harus ke acara Musyawarah, tetapi laporan ke Wilayah belum diprint sementara acara jam 14.30 wita. Wah, gawat dah nih!

Saya minta izin pada pak Rifki dan beliau mengizinkan saya dengan mudah. Eh, hujan! Basah-basah pun saya tetap melaju dari warnet ke rumah. Sampai di rumah saya baru teringat bahwa dompet saya lupakan di warnet padahal didalamnya ada titipan dari Amir Ummul Quro untuk saya serahkan kepada beberapa pengurus berupa uang. Duh, hujan-hujan akhirnya saya balik lagi ke warnet mengambil dompet sekalian tas juga lalu kembali ke rumah. Waktu itu saya menggunakan sepeda dan tiada sayap depan belakang. Jadi karena itulah saya bersepeda setengah pelan dan lembut, khawatir keciprat air ban ke sekujur tubuh terutama bagian punggung saya.

* * * * *

Astagfirullah, jam 14.35 wita saya baru bersiap-siap berangkat! maksiat waktu ini! Duh, segera saya menantikan kendaran di depan jalan ; ojek misalnya supaya dapat mengantarkan saya kesana ke Pondok Ukhuwah Islamiyah (UI) Khilafatul Muslimin. Sepintas ada seorang pengurus yang lewat mau ke Pondok ikuti musyawarah, sewaktu ibu mencoba memberhentikan seorang warga tersebut tidak mau berhenti sementara saya balik kerumah mengambil bolpoin. Baru kami ketahui kenapa tidak berhenti karena disebabkan ibu salah cara memberhentikan motor. Oalaa, bu, bu. Padahal hari masih hujan rintik-rintik.


Tak lama muncul seorang warga yang lain, saya bisa menebak disebabkan warga Khilafatul Muslimin memiliki seragam yang sama berwarna hijau. Ternyata pak Iskandar yang sudah tidak asing lagi dimata saya. Saya menumpang pada beliau. Tidak lupa menyalami tangan ibu saya akhirnya berangkat bersama pak Iskandar ke Pondok. Kami tiba telat 10an menit dari waktu yang ditetapkan. untunglah karena hujan deras yang melanda membuat jam Musyawarah ditunda hingga jam 15.15 wita. Alhamdulillah tidak maksiat waktu hari ini.

* * * * *

0 komentar: