Kamis, 16 September 2010

TARBIYAH: UNTUK ADIKKU YANG PENAKUT

Assalamu’alaikum warahmatullah,

Sekedar berbagi cerita dan akan kumulai dengan sifat adikku yang penakut. Alhamdulillah jiwa penakutnya tidak separah dahulu hingga tidak berani masuk kamar mandi pun kecuali jika ditemani. Kalau tidak demikian maka akan muncul masalah yang lain; tidak pipis (buang air kecil) sebelum tidur akan ada banjir lokal di kasur setelah bangun. Huuft…

Walau hari ini dia tidak penakut separah dahulu namun jiwa takRata Penuhutnya tetap ada. Maka seringkali aku mencari akal bagaimana agar sifat tak baik ini bisa dihilangkan, minimal bisa ditekan hingga adikku bisa menjadi rada-rada berani.

Sekarang kalau adikku ke kamar mandi tak sering-sering minta diantar dan ditemani. Kecuali kalau sedang kumat takutnya maka dia pasti memelas cari sukarelawan menemani ke kamar mandi. Aha, disana kesempatanku, kadang aku usil juga kepada adikku (niatnya baik; agar terbiasa dan tidak takut). Kalau dia sudah berada didalam kamar mandi aku suka mematikan lampu lalu berdiri tepat jarak selangkah dihadapan pintu kamar mandi. Jadi ketika dia buka langsung bertatapan denganku. “wahh!!” itu kata-kata yang dulu sering diucapkan tanda kagetnya. Alhamdulillah sekian lama kucoba akhirnya ada sedikit perubahan yakni kebiasaan kagetnya sudah jauh lebih baik daripada dahulu, kebetulan adikku belum jera atau trauma juga minta kakaknya yg sulung ini menemaninya. Hehehehe

Terkadang kalau dia sudah masuk kamar mandi dan kupaksa menutup pintu. Nah, ketika dia masih didalam segera kutinggalkan dia sendirian menuju ruang utama. Sekali sadar dia setelah keluar dari kamar mandi ternyata dia hanya sendirian serta-merta lari keluar dan mencariku lalu memukul-mukul badanku karena kesal (mungkin dia berfikir dasar kakak yang tidak bisa diharapkan, kalau nggak sanggup ngomong). Tapi setelah sering-sering aku perlakukan demikian sekarang sudah terbiasa dan kalau memang dia takut lalu minta tolong ditemani, lalu kuperlakukan demikian maka dia bersikap biasa-biasa saja (biasanya hanya keluar kamar mandi lalu berlari kecil, heheheh).

Kadang juga sebelum tidur dia tidak suka tidur di atas ranjang, suka tidurnya di atas lantai dengan beralaskan tikar seperti para pengungsi (memang cocok menjadi santri di Pesantren). Dia tidak suka kalau lampu dimatikan sama denganku. Sekali-kali dia timbul rasa takutnya sebelum tidur. Maka kukatakan kepada adikku: “Ingat Allah, ada Dia yang menjaga Udin (Udin itu panggilan dari namanya Zainuddin). Tapi sayang dia anak kecil yang belum baligh, belum bisa membedakan baik dan buruk dan lebih merasa terlindungi jika melihat ada wujud real didepannya yang siap melindunginya seperti aku yang kadang harus menjadi bodyguard nya. Jadi dengan mengingatkan Allah adalah alternatif untuk membiasakan otaknya berfikir bahwa Allah sesuatu yang penting dan harus diketahui. Sehingga dewasa dia ada pikiran berfikir kesana.

Karena itu tidak berhasil maka kukatakan kepada adikku dengan tegas namun tetap menjaga cara penyampaian kepada anak kecil: “Kalau kamu memang melihat wujud syetan yang kamu takutkan itu maka kakak pesan, Dekati dia, coba gigit telinganya, hancurkan hidungnya, kau sobek-sobek mulut dan alis matanya, supaya syetan yang takut-takutkan Udin tahu kalau Zainuddin itu jauh lebih menakutkan melebihi syetan itu sendiri!” hehehehe

Siapa pun tertawa mendengar kata-kataku ini. Yah, kalimat itu jika sering didengar maka akan terekam dalam otak bawah sadarnya dan kelak kalau dia menjadi orang yang teguh dalam keimanan tentu dia akan menghadapi syetan-syetan yaitu syetan dari golongan jin dan manusia yang mengajak manusia kepada kemungkaran dengan tangannya, mulutnya dan dengan bisikan hatinya sambil memohon perlindungan dari Allah swt. Siapa sangka masa depan adalah misteri. Mohon saran masukan untuk mencari alternatif lain guna menghilangkan rasa takut bagi adikku di rumah.